Selasa, 06 April 2010

Vegetarian? WHY NOT?

Terinspirasi oleh ayat alkitab yang saya baca ketika melakukan rutinitas malam saya, yaitu belajar sekolah sabat.


Daniel 1:8

(8) Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja; dimintanyalah kepada pemimpin pegawai istana itu, supaya ia tak usah menajiskan dirinya.


Dulu ketika membaca ayat ini, yang muncul di pikiran saya adalah betapa hebatnya Daniel dapat menahan diri untuk tidak menyentuh barang menarik. Prinsip yang ditunjukkan disini adalah penguasaan diri, atau yang beberapa orang sebut dengan temperance. Namun kali ini, saya justru mendapatkan interpretasi dari sudut pandang yang berbeda dari ayat ini.

Untuk informasi sebelumnya, saya adalah seorang vegetarian. Lebih tepatnya lacto-ovo-vegetarian, yaitu vegetarian yang masih mengkonsumsi telur dan susu. Mulai dari beberapa kasus kanker yang terjadi ketika saya duduk di kelas 3 sma, yang merenggut nyawa 2 orang teman saya, saya berpikir harus merubah komposisi makanan saya menjadi lebih sehat. Penyakit jaman sekarang kalau menyerang tidak pandang bulu dan tidak pandang usia. Maka berawal dari "parno kanker" itulah saya menjalani kehidupan vegetarian yang penuh dengan tantangan ini.

Sebenarnya tidak murni dari keparnoan saya terhadap kanker juga sih. Saya hanya mulai sedikit bosan dengan daging. Saya tidak begitu suka memakan daging sapi, dan tidak juga ikan yang amis. Alhasil saya lebih sering makan ayam, dan lama-lama saya jadi bosan makan ayam. Sejak itulah saya memutuskan untuk menjadi seorang vegetarian lagi.

Awalnya agak sulit, karena orang-orang di sekitar saya - setiap kali bertemu dengan saya - selalu bilang : "Untuk apa kamu jadi vegetarian. Kamu kan masih dalam masa pertumbuhan. butuh gizi yang banyak. kalau kamu jadi vegetarian nanti kamu kurang gizi."
Tapi karena saya ini memang keras kepala, jadi kalau sudah memutuskan sesuatu, mau apapun yang dikatakan orang padaku --> ngga peduli tuh. terserah saya donk.

Kesulitan lainnya dalam menjadi seorang vegetarian adalah susah cari makan. Kalau saya pergi jalan-jalan ke mall bersama teman-teman, ketika jam makan siang, saya akan bingung kemana mau mencari makanan. Yah, paling yang ada cuma gado-gado atau ketoprak. Kalau sekarang sih mudah, karena banyak resto vegie dimana-mana. Bukan cuma itu, sekarang juga sudah banyak resto yang menyediakan menu khusus vegetarian.

Terkadang saya juga suka 'ngiler' makan makanan karnivora sih. Saya paling kangen makan ikan teri sambal, ayam angkak dan ayam arak buatan papa saya. Kadang-kadang juga kepengin makan ikan asin (lhoo??). Jangan heran yah, yang saya kangenin justru makanan kampung semua. hahaha

Yang sedihnya, ketika belajar ilmu gizi di kampus, sering kali saya dibecandain sama teman-teman saya. Kenapa? Karena dosen saya sendiri yang bilang, kalau orang-orang vegetarian itu biasanya ada defisiensi gizi. Yang paling banyak sih vitamin B12, yang berperan dalam pembentukkan darah. Katanya kalau darah yang dibentuk tidak cukup, maka akan anemia. Anemia membuat transport oksigen ke otak kurang atau tidak mencukupi. Jika kebutuhan oksigen otak tidak mencukupi, maka otak tidak dapat berpikir dengan baik, alias jadi bego. Sedih amat sih, saya jadi bego. :(


Namun ketika saya membaca ayat ini --> Daniel 1:8-16, ada sesuatu yang menguatkan saya.

Seperti yang saya ketahui, dan saya yakini, bahwa alkitab itu bisa dipercaya. Sebelumnya saya juga pernah menulis blog tentang bagaimana kita bisa mempercayai alkitab. Lalu apakah yang alkitab katakan tentang vegetarian?
Yuk, kita baca sama-sama Daniel 1:8-16

Daniel 1:8

(8) Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja; dimintanyalah kepada pemimpin pegawai istana itu, supaya ia tak usah menajiskan dirinya.

(9) Maka Allah mengaruniakan kepada Daniel kasih dan sayang dari pemimpin pegawai istana itu;

(10) tetapi berkatalah pemimpin pegawai istana itu kepada Daniel: "Aku takut, kalau-kalau tuanku raja, yang telah menetapkan makanan dan minumanmu, berpendapat bahwa kamu kelihatan kurang sehat dari pada orang-orang muda lain yang sebaya dengan kamu, sehingga karena kamu aku dianggap bersalah oleh raja."

(11) Kemudian berkatalah Daniel kepada penjenang yang telah diangkat oleh pemimpin pegawai istana untuk mengawasi Daniel, Hananya, Misael dan Azarya:

(12) Adakanlah percobaan dengan hamba-hambamu ini selama sepuluh hari dan biarlah kami diberikan sayur untuk dimakan dan air untuk diminum;

(13) sesudah itu bandingkanlah perawakan kami dengan perawakan orang-orang muda yang makan dari santapan raja, kemudian perlakukanlah hamba-hambamu ini sesuai dengan pendapatmu."

(14) Didengarkannyalah permintaan mereka itu, lalu diadakanlah percobaan dengan mereka selama sepuluh hari.

(15) Setelah lewat sepuluh hari, ternyata perawakan mereka lebih baik dan mereka kelihatan lebih gemuk dari pada semua orang muda yang telah makan dari santapan raja.

(16) Kemudian penjenang itu selalu mengambil makanan mereka dan anggur yang harus mereka minum, lalu memberikan sayur kepada mereka.


Okey, jadi Daniel tuh vegetarian toh. Makanannya sayuran dan minumnya air. (ayat 12)
Lalu adakah Daniel mengalami anemia?

Sebentar dulu. Anemia itu sebenarnya apa sih??
Anemia itu di kalangan luas dikenal sebagai kurang darah. Gejalanya terkenal dengan sebutan 5L (dari iklan-iklan di televisi) yaitu: lemah, letih, lesu, lunglai, lelah.

Jadi apakah Daniel mengalami anemia? (ayat 15) Sepertinya tidak. Dia tidak lemah, letih, lesu, lunglai dan lelah. Justru perawakannya kelihatan lebih baik dan lebih gemuk daripada orang-orang yang makan daging.

Apakah Daniel dan teman-temannya menjadi bodoh? Ayat 17 :

(17) Kepada keempat orang muda itu Allah memberikan pengetahuan dan kepandaian tentang berbagai-bagai tulisan dan hikmat, sedang Daniel juga mempunyai pengertian tentang berbagai-bagai penglihatan dan mimpi.

Allah justru memberikan pengetahuan dan hikmat kepada mereka.

WOW. begitu terkesannya saya karena alkitab menuntun hidup kita bahkan sampai kepada hal-hal yang terkecil sekalipun.

Jadi apakah kita dapat mempercayai alkitab?
Apakah kita dapat mempercayai Allah?

Dua pertanyaan di atas jawab sendiri.
Yang pasti untuk saya sekarang : menjadi vegetarian -- why not?

GBU :)

0 komentar:

Posting Komentar