Minggu, 25 September 2011

Something I learned from ci Ratna yesterday evening

Dari Markus 4:35-41, tentang badai.

Waktu itu Yesus habis bicara dan mengajar orang-orang melalui perumpamaan sebelum hal ini terjadi, lalu Yesus mengajak murid-muridNya untuk bertolak ke seberang melalui danau dengan perahu. Hal ini juga terjadi sebelum Yesus menyembuhkan orang yang kerasukan Roh Jahat di Gerasa. Lengkapnya bisa dibaca di Kitab Markus.

Di tengah perjalanan mereka menemui badai besar. Di ayat 38 diceritakan bahwa ada angin taufan dan ombak yang besar, sehingga air masuk ke dalam perahu mereka, dan perahu itu pun mulai penuh dengan air. Mereka panik dan berusaha dengan sekuat tenaga mereka untuk melalui badai ini, mungkin ada yang berusaha mengeluarkan air dari dalam perahu. Pada waktu itu mereka sudah tidak tahu harus berbuat apa dan mereka akhirnya mencari Yesus. Namun, mereka menemukan Yesus sedang tidur di buritan di atas sebuah tilam. Karena sudah sangat ketakutan, mereka membangunkan Yesus, dan mereka berkata,
"Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?"

Kemudian Yesus pun bangun dan menghardik angin ribut itu, dan seketika itu juga, angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali. Setelah itu Yesus memarahi murid-muridNya,
"Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?"

Bukankah suatu hal yang wajar jika dalam kesesakan kita datang dan meminta tolong kepada Tuhan? Tapi kenapa Yesus memarahi murid-muridNya?

Karena pada saat badai itu datang, mereka berusaha mengatasinya dengan kekuatan mereka sendiri. Dan akhirnya setelah mereka merasa tidak mampu lagi, mereka datang kepada Tuhan, dan mereka mengatakan "Tuhan! Apakah Engkau tidak perduli kalau kita binasa?"
Saya bisa membayangkan di dalam ketakutan mereka, pastilah mereka tidak lagi berbicara dengan nada yang pelan, tetapi sudah berseru, bahkan berteriak-teriak kepada Tuhan.

Padahal pada awalnya, Yesuslah yang mengajak mereka bertolak ke seberang. Jika Tuhan Yesus yang mengajak kita, pastilah Dia juga berjanji akan menyampaikan kita dengan selamat ke seberang.
"If God leads you TO it, He will lead you THROUGH it!"
Itulah sebabnya Tuhan Yesus memarahi mereka.

Cerita ini sebenarnya sangat mirip dengan apa yang saya alami seminggu kemarin. Tuhan sudah menuntun saya ke blok entrepreneurhip. Pada awalnya saya percaya, bahwa pasti ada maksud Tuhan sehingga saya akhirnya mendapat blok ini. Tetapi kemudian datanglah kesusahan, masalah tentang kuliah pada hari sabat, dan apa yang saya lakukan? Saya berusaha dengan kekuatan saya sendiri untuk pindah ke blok adiksi. Memang sih, berdoa dulu.. Tapi saat itu, ketika saya berdoa, Tuhan tidak menjawab apa-apa, dan akhirnya, karena satu dua pertimbangan saya pun stay di blok entrepreneurship. Tetapi tiap malam saya stress, berdoa dan menangis,
"Tuhan, kenapa harus terjadi begini? Saya lelah sekali dan saya tidak sanggup lagi."
Saya juga sering sekali mengatakan kepada Tuhan,
"Tuhan.. tolonglah.. Tuhan harus menolong saya. Kalau tidak, maka saya akan gagal."

Lalu Tuhan Yesus bangun dan benar-benar menolong saya. Kuliah hari sabtu kemarin dibatalkan. Tetapi Tuhan menegur saya melalui cerita ini.
"Gavrila, mengapa kamu begitu tidak percaya?
Bukankah sejak awalnya Aku yang menuntun kamu kesini?
Tidak percayakah kamu bahwa Aku akan menibakan kamu dengan selamat di seberang?
Bukankah saya yang juga menuntun kamu masuk di Atma jaya pada mulanya?
Mengapa kamu begitu tidak percaya?"

Lalu apa yang seharusnya kita lakukan? Sebenarnya kita harusnya mencontoh Tuhan Yesus sebagai teladan kita, yaitu tidur. Kita tidur dalam arti tenang dan berserah sepenuhnya kepada sesuatu yang di luar pertolongan manusia, yaitu kepada Tuhan.

"Is there any other gods besides Me?
Is there anything too hard for Me?"

Bukankah angin dan ombak taat kepadaNya? Bukankah seluruh alam semesta tunduk kepadaNya?

"...tho' the wrong seems oft so strong,
God is the Ruler yet."

Kamis, 07 Juli 2011

Children's Bible Stories :)

Ketika melihat buku ini jadi teringat masa kecil :)
Tapi ini bukan sekadar cerita dongeng anak kecil. Ini cerita sepanjang masa..
Terbaca oleh saya sebuah cerita menarik yang dulu saya gemari, dengan bahasa yang sederhana namun jelas. Silakan disimak :)


I'm Listening, Lord
based on I Samuel 3

The years passed and as Eli grew older his eyes grew weaker. At night he would sleep in his own room, leaving Samuel on guard in the shrine near the gold covenant chest. A light burned all night in the sanctuary and the boy was glad of it.

One night, Samuel woke up at the sound of his own name:
'Samuel!'
He jumped up and hurried to Eli's room.
'Yes, Eli,' he said. 'What can I get for you?'
'I did not call you, my son,' Eli replied, 'Go back to bed.'
Samuel tiptoed back but before he had time to snuggle down he heard the voice again.
'Samuel!'
He was out of bed in a flash and into Eli's room again. But Eli knew nothing of it and ordered him back to bed.
'Samuel!'
A third time the call came. Samuel knew he wasn't dreaming. Once more he went to Eli. This time Eli did not send him away. He had guessed, at last, what must be happening.
'Samuel,' he said, 'I believe it is God calling you. Go back to bed. If the voice calls again, say, "Speak, Lord, your servant is listening".'

Saying the words over to himself, Samuel went back to bed, every muscle strained to listen. Again the voice came clearly:
'Samuel.'
'i'm listening, Lord,' Samuel answered, 'please speak to me.'
When Samuel heard what God had to say, he was sad and shocked. Eli's two sons were not good like their father. They disobeyed God's laws and grabbed for themselves the presents that people brought for God. God told Samuel that he was not going to let Eli's family be his priest any longer.

Early next day Eli came to find Samuel.
'What did God say to you?' he asked.
Samuel went very red and looked down at the ground. He did not want to have to tell Eli the sad news.

'Tell me everything,' Eli insisted.
When Samuel had told him what God had to say about his family, Eli bent his head and nodded quietly.
'God knows what is right and best,' he whispered.

As Samuel grew up, God often spoke to him. God gave him message to give to all the people of Israel. Everyone began to pay attention to what Samuel had to say.

***

A short nice story, isn't it?
Biarpun pendek, tapi banyak yang bisa kita ambil dari cerita ini.
Berapa sering Tuhan berusaha memanggil kita berkali-kali.
Apakah kita terlalu sibuk dan dikelilingi oleh keriuhan sehingga kita tidak mendengar suara-Nya?
Ataukah kita mendengar, tetapi kita tidak mengenal suara siapakah itu?
Atau kita mendengar, kita tahu Tuhan memanggil kita, tetapi kita tidak mengacuhkan panggilan-Nya?
Seringkali Tuhan ingin berbicara pada kita.
Pernahkah anda merasa anda perlu berdoa ketika hati anda sedang berat?
Tuhan sedang memanggil anda untuk berbicara dengan-Nya saat itu.
Apakah anda menjawab panggilan-Nya? Apakah anda benar2 berdoa saat itu?
Atau tak mengacuhkannya dan melanjutkan kegiatan anda?

Samuel, seorang anak kecil. Namun, Tuhan menyampaikan sebuah hal yang penting kepadanya.
Apakah kita pernah merasa,
'Tuhan, saya terlalu muda.. apa yang bisa saya lakukan untuk Tuhan..'
atau
'Tuhan, saya belum mengerti apa-apa.. mungkin kah saya dapat mengerti apa yang Kau katakan?'
atau
'Tuhan, rasanya saya dari dulu tidak memiliki keahlian apa-apa.. apa yang mau saya persembahkan buat Tuhan..?'

Kalau ya, ingatlah Samuel kecil. Umur berapa Samuel saat itu? Namun Tuhan menitipkan nubuatan tentang keluarga Eli kepadanya. bahkan Samuel dipakai Tuhan sebagai alat untuk menyampaikan pesan kepada bangsa Israel.

Kalau saja kita mau mendengar dan menjawab, setiap kali Roh Kudus berbisik di hati kita.

Masih banyak hal yang bisa diambil dari cerita ini. Mau share apa yang kamu dapatkan?
Silahkan saja sharing disini. Monggo! :)

God bless you ^^