Minggu, 19 Oktober 2014

Mengenal Musuhmu

Hari ini Tuhan mengajarkan aku pelajaran yang nyata kembali, karena telah sekian lama aku belajar secara intelektual dan tidak mengalami pelajaran itu dalam kehidupan nyata. Tapi hari ini, Tuhan telah membuat aku mengalaminya kembali. Walaupun ini agak memalukan, tapi karena sangat berkesan bagiku, aku mau membagikannya denganmu.

Pagi ini aku belajar Alkitab dari Kisah Para Rasul 27, tentang perjalanan Paulus sebagai tawanan, rencananya mau ke Italia. Aku tidak akan memberikan ringkasannya disini, karena teman-teman bisa baca sendiri nanti, tapi dari renungan tersebut aku belajar tiga hal:
  1. Tidak berlayar sendiri sebelum waktunya sesuai dengan yang Tuhan suruh. Artinya kalau aku mau melakukan sesuatu, tapi Tuhan bilang, "belum sekarang" ya aku jangan jalan terus, tapi ikuti perintah Tuhan, tunggu sampai Tuhan izinkan.
  2. Kalau orang melakukan hal yang salah, padahal sebelumnya telah aku peringatkan, lalu kena akibatnya. Aku mau jadi seperti Paulus. Ketika ia belum punya solusi, ia diam saja. Ia tidak menyalah-nyalahkan orang: "tuh kan, sudah kubilang kan, ga mau dengar sih". Aku punya kecenderungan untuk menyalahkan orang, tapi tidak memberi solusi. Tapi Paulus ketika ia sudah punya solusi, ia hanya menegur orang itu satu kali karena tidak mendengar nasihatnya, dan langsung memberi semangat lagi kepada orang tersebut. Intinya, jangan suka menyalah-nyalahkan orang lain.
  3. Percaya kepada Tuhan, seperti Paulus, bahwa apa yang Tuhan katakan, Tuhan pasti, pasti akan lakukan. Paulus tidak ragu-ragu akan hal ini.
Dan aku senang karena pagi ini bisa mendapatkan poin-poin aplikasi yang praktikal. Tetapi pada kenyataannya, seiring hari berjalan, aku melupakan pelajaran-pelajaran yang aku dapat pagi ini..

Kemudian, suatu peristiwa terjadi dan aku mulai menyalahkan orang, yang mungkin sebenarnya tidak salah, dan mengatakan kata-kata yang kurang baik, yang tajam, yang menyakiti hati orang.
Dan pada akhirnya aku sadar kalau aku salah, dan meminta maaf.

Tetapi Tuhan mau mendidik aku, menjelaskan kepadaku dimana kesalahanku. Malam ini ketika aku belajar Alkitab dari Yakobus, aku mendapatkan ayat ini:

Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri. [Yakobus 1:22]

Ketika aku membaca ayat ini aku sangat tertegur. Tadi pagi aku renungan katanya tidak mau lagi menyalah-nyalahkan orang. Tetapi belum lewat satu hari, aku sudah menyalahkan orang. Aduh bagaimana aku ini.

Musuh terbesar kita adalah diri sendiri. Sering kita maunya melakukan yang benar, tapi diri kita cenderung tidak mau. Seperti saya. Maunya berkata-kata yang considerate, tapi kenyataannya aku bicara secara impulsif dan ga dipikirkan lagi kata-kata yang keluar sehingga menyakiti hati orang. Kita harus mengenal musuh kita.

For if any be a hearer of the word, and not a doer, he is like unto a man beholding his natural face in a glass: For he beholdeth himself, and goeth his way, and straightway forgetteth what manner of man he was. [James 1:22-23, KJV]
Seperti halnya saya, tadi pagi renungan, dapat pelajaran, menyadari diri saya bagaimana, lalu selesai renungan, pergi, dan lupa apa yang saya pelajari tentang diri saya. Ayat ini benar-benar bicara tentang orang seperti saya.

Tapi tidak sampai disitu saja, secara tidak sengaja saya baca ayat setelahnya:
Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya. [Yakobus 1:26]
Saya benar-benar tertegur hari ini. Yang saya syukuri adalah firman yang saya terima malam ini. Saya merasa seperti, Tuhan mengajari saya tadi pagi, dan malam harinya, Tuhan memberikan evaluasi terhadap perbuatan saya hari ini. Salahnya dimana, kurangnya dimana, kelemahannya dimana, dan memberikan solusi bagaimana supaya saya bisa memperbaiki ini.

Besok pagi, ketika saya renungan, saya ingin lebih mengenal diri saya lagi. Dan saya tidak ingin lupa lagi, tetapi saya ingin waspada terhadap kelemahan saya, mencegah terulangnya kesalahan.

0 komentar:

Posting Komentar