Selasa, 13 Juli 2010

When bible meets medical: Bloody sweat of Jesus

Berkunjung ke suatu web jejaring online, saya melihat istilah ini dan tertarik untuk menggubrisnya lebih lanjut.

Kita tahu di dalam alkitab dituliskan bahwa Yesus mengeluarkan keringat darah ketika bergumul dalam doa-Nya di taman getsemani.

Lukas 22:44
Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.


Mungkinkah hal itu terjadi pada manusia? Ataukah itu merupakan sesuatu yang tidak wajar? Kita tahu bahwa Yesus adalah 100% Allah, tetapi juga 100% manusia. Bagaimanakah hal itu bisa terjadi dipandang dari sudut medis?

Berdasarkan penjelasan yang tertulis di Indian Journal of Dermatology, fenomena ini disebut hematohidrosis, suatu fenomena yang jarang terjadi. Hal ini jugalah yang disebut oleh Leonardo da Vinci "a soldier who sweated blood before battle".


HEMATOHIDROSIS

Seringkali dianggap sebagai sesuatu yang tidak mungkin terjadi, diragukan dapat benar2 terjadi.

Sinonim


Hematidrosis, Hemidrosis, Bloody Sweat, Hysteric Stigmata, Ephidrosis cruenta, Sudor sanguineosa

Definisi


Menurut http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/hematidrosis
he•ma•ti•dro•sis (h m -t -dr s s, h m -)
n.
The excretion of blood or blood pigment in the sweat. Also called hemidrosis1.


Etiologi

Komponen penyakit sistemik, vicarious menstruation (perdarahan dari permukaan selain membran mukosa rongga cavum uterus yang terjadi pada waktu ketika menstruasi normal seharusnya terjadi), eksersi yang berlebih, psikogenik, dan faktor idiopatik.

Paling banyak disebabkan oleh psikogenik, yaitu stres dan kondisi emosional yang sangat ekstrim. Hal ini dibuktikan oleh case report. Kasus paling banyak dilaporkan terjadi pada wanita yang mengalami ketegangan tinggi dan histeris.
Fenomena ini juga dikaitkan dengan primary trombositopenic purpura dan penyakit autoimun dimana terdapat autoeritrosit. Dalam beberapa kasus juga dapat dianggap sebagai gejala hemofilia.

Laporan Kasus

Pria 72 tahun konsultasi karena menemukan noda darah pada pakaian di daerah abdomen selama 2 bulan, terutama pada pagi hari. Dia telah menderita tekanan mental terus menerus selama 2 tahun karena pertengkaran keluarga. Tidak ada riwayat trauma abdomen dan genital, gangguan perdarahan, konsumsi berlebih dari makanan yang diberi pewarna atau alergi obat ataupun makanan. Ia adalah seorang vegetarian dan tidak memakan daging maupun produk unggas. Tidak dilaporkan adanya discharge darah dari uretra maupun daerah anus. Riwayat kontak seksual sebelum menikah dan IMS dibantah.

Pemeriksaan kulit menunjukan adanya trikomikosis aksilla dan noda kuning pada pakaian di daerah axilla dan dinding dada, dicurigai adanya kromhidrosis. Tidak ada noda darah di permukaan kulit. Noda darah hanya ditemukan di pakaian bagian abdomen, bukan di genital, sekitar anus atau bokong. Dilakukan pemeriksaan hemogram dan biokimia secara rutin untuk melihat apakah ada abnormalitas sistemik, tetapi terlihat dalam batas normal. Pemeriksaan mikroskopik urin dan hapusan uretra menunjukkan tidak ada abnormalitas
Tes benzidine positif. Tes hemokromogen tidak dapat dilakukan karena tidak tersedia. Dalam pemeriksaan biopsi terlihat epidermis, pembuluh kapiler dan sel darah merah di lumennya, dan adanya edema papil kulit dan melanofag kulit. Pewarnaan khusus (Persian blue) untuk mendeteksi adanya hemosiderin positif.
Pemeriksaan psikiatrik : adanya gangguan depresi.

Diagnosis kerja : Hematohidrosis

Tatalaksana: hanya diberikan konseling untuk depresi, tanpa terapi sistemik

Hasil : setelah 15 hari, perdarahannya menghilang total, tidak ada relapse pada follow-up 6 bulan hingga 1,5 tahun.

Patogenesis

Terdapat pembuluh darah kapiler yang berbentuk seperti jaring di sekitar kelenjar keringat. Pada saat stress, oleh aktivasi sistem saraf simpatis, menimbulkan reaksi "fight or flight". Pembuluh darah mengalami konstriksi. Tetapi seiring bertambahnya beratnya ansietas, pembuluh darah tersebut berdilatasi hingga mencapai titik maksimal, kemudian ruptur. Darahnya mengalir ke kelenjar keringat, bercampur dengan keringat, lalu keluar ke permukaan kulit sebagai titik2 keringat darah. Darah yang keluar memiliki komponen yang sama dengan komponen darah tepi.

Efeknya ke tubuh adalah dehidrasi ringan sampai sedang, dan penderita akan merasa lemas, yang disebabkan oleh stress, kehilangan darah dan cairan lewat keringat.


Manifestasi Klinis

Dapat terjadi di seluruh bagian tubuh, dapat terjadi di beberapa titik bersamaan. Kulit dapat terlihat normal pada saat berkeringat darah, atau mengalami peninggian sebelum mengeluarkan keringat darah. Dapat pula didahului oleh vesikel atau lepuhan di kulit, atau juga daerah eritema. Dapat terkelupas dan menimbulkan gangren (hal ini disebut neurotic excoriations). Jumlah darah biasanya sedikit.

Diagnosis


Biopsi tidak menunjukkan adanya ruang vaskuler yang terisi darah, tak ada perdarahan intradermal, obstruksi kapiler ataupun abnormalitas folikel rambut, kelenjar sebasea atau kelenjar keringat.
Diagnosis dapat ditegakkan melalui tes Benzidine.
Cara kerjanya : hemoglobin direaksikan dengan hidrogen peroksida, melepaskan oksigen yang akan bereaksi dengan senyawa organik (reagent) menghasilkan senyawa berwarna biru hijau.
Tes Hemokromogen mengkonfirmasi bahwa darah tersebut adalah berasal dari manusia.
Cara Kerjanya: piridine dalam reagent mereduksi hemoglobin menjadi kristal piridine hemoglobin yang berwarna pink salmon, dapat dilihat melalui mikroskop.

Tatalaksana


Tergantung indikasi masing-masing kasus.

Referensi

1. http://www.doctortreatments.com/Diseases_Of_The_Skin/Class_VIII_Diseases_Of_The_Appendages_Diseases_Of_The_Sweat-Glands_Hematidrosis.htm
2. http://www.e-ijd.org/article.asp?issn=0019-5154;year=2009;volume=54;issue=3;spage=290;epage=292;aulast=Jerajani
3. http://en.wikipedia.org/wiki/Hematidrosis